Kilastimur.com – Bulukumba – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas salah satu salon di Jalan Cendana, Kecamatan ujungbulu, berdiri Salon Ria yang tampak seperti salon biasa. Namun, di balik gemerlap lampu dan aroma wangi khas salon, muncul isu yang mencoreng nama baik usaha tersebut. Salon ini diduga menjadi tempat praktik negatif yang menghebohkan publik Bulukumba.
Yang lebih mengejutkan, usaha ini disebut-sebut milik JD, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Dinas Perikanan Bulukumba. Kabar ini kian memanas setelah mantan istrinya siri, NS, memutuskan untuk angkat bicara, membeberkan fakta yang mengundang perhatian dan keprihatinan masyarakat.
Saat ditemui, NS mantan istri siri pemilik salon tersebut menceritakan kegelisahan yang selama ini ia pendam. Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan, “Sering ada aktivitas seperti pijat-pijat dan layanan yang jauh dari standar salon pada umumnya. Ini bukan hanya soal usaha, tetapi soal moralitas,” ujarnya, Jumat (03/01/2025).
Baginya, situasi ini adalah luka yang mendalam, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat. “Seorang ASN seharusnya menjadi contoh, bukan malah terlibat dalam hal yang mencoreng profesi,” tambah NS dengan mata berkaca-kaca.
Pengakuan NS ini menggambarkan bagaimana isu tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya secara pribadi, tetapi juga pada citra institusi ASN yang ia anggap sebagai pilar integritas publik.
Harapan dan Kekecewaan Warga: Ketika Nama Baik Dipertaruhkan
Bagi masyarakat Bulukumba, kabar ini adalah tamparan keras. Di daerah yang lekat dengan adat dan moralitas, kasus seperti ini dianggap mencederai norma yang dijunjung tinggi.
“Sungguh mengecewakan jika seorang ASN benar-benar terlibat. ASN adalah panutan bagi masyarakat. Jika dugaan ini benar, kami berharap ada langkah tegas dari pihak berwenang,” ujar Aminah, seorang warga Kecamatan ujungbulu.
Namun, tidak sedikit pula yang mencoba bersikap bijak. “Kita tidak boleh langsung menghakimi. Harus ada pembuktian yang jelas agar kebenaran bisa terungkap dengan adil,” kata Arif, warga lainnya.
Tantangan Penegakan Hukum: Menanti Transparansi dan Keadilan
Kasus ini menjadi ujian besar bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Masyarakat menaruh harapan besar agar pihak kepolisian dan instansi terkait mengambil langkah konkret, melakukan penyelidikan menyeluruh, dan memberikan transparansi dalam proses hukum.
“Jika ini dibiarkan tanpa kejelasan, kepercayaan masyarakat terhadap institusi bisa runtuh,” ujar seorang tokoh masyarakat.
Sementara itu, JD dan pihak Salon Ria hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan ini. Salon tersebut tampak beroperasi seperti biasa, meski isu yang beredar telah membuat suasana di sekitarnya penuh tanda tanya.
Masyarakat kini hanya bisa menunggu, berharap agar waktu dan penyelidikan membawa kebenaran ke permukaan. Apakah benar ada praktik negatif di balik gemerlap Salon Ria, ataukah ini hanya isu tanpa dasar?
Bagi NS, ini bukan hanya soal kebenaran semata. “Ini adalah tentang harga diri, moral, dan masa depan anak-anak kita. Saya ingin keadilan, apa pun bentuknya,” ujarnya sambil menatap jauh, seolah menyiratkan harapan akan perubahan.
Dan di balik gemerlap itu, Salon Ria kini menjadi simbol ironi: sebuah tempat yang memancarkan keindahan luar, namun menyimpan kegelapan yang menanti untuk diungkap.
LP : Gw

 


